Wednesday, December 31, 2014

Green Wall-Wall Garden




Hasil gambar untuk green wall garden
Penggunaan kata-kata green/organic/natural semakin menjamur tersemat di dalam gaya hidup manusia, pada beberapa kalangan, hal tersebut merupakan sebuah prestige atau bahkan sebuah idealisme hidup. Tidak luput dari sematan tersebut pada dunia desain dan arsitektural, penggunaan unsur alami juga mulai merebak. salah satu diantaranya adalah penggunaan tanaman pada dinding, yang lebih dikenal dengan green wall atau juga bisa disebut dengan wall garden, seperti yang terlihat pada gambar berikut
Green wall: Penggunaan tanaman sebagai pelapis dinding




salah satu jenis tanaman yang paling sering digunakan sebagai ornamen green wall adalah tanaman Ficus pumila, yang merupakan kerabat dekat dari tanaman beringin. Jenis tanaman ini mudah  tumbuh pada media yang ekstrem seperti batu dan dinding, tanpa perlu menyiram setiap hari.
Pemangkasan rutin diperlukan untuk jenis tanaman Ficus pumila

perawatan yang diperlukan hanya pemangkasan, dan menjaga agar pertumbuhan tanaman tetap rapi dan mengikuti dinding atau batu yang ditempelinya. disamping itu, untuk meperkuat kesan artistik dan estetik, diperlukan warna kontras dengan warna daun yang dominan hijau, sehingga karakter natural akan lebih terlihat.
Penggunaan Ficus pumila dengan cat berwarna putih






Labels:

Wednesday, August 1, 2012

Teknik Transplantasi Tanaman Lanskap (Large Tree Transplantation)

Transplantasi Tanaman - 
Keberadaan tanaman lanskap dalam penatan kota (urbanscape) maupun karya-karya arsitektur lanskap yang lain merupakan komponen penting, yang memberikan manfaat dalam aspek ekologi, hidrologi, penjagaan water catchment, estetika lanskap. Seiring dengan perkembangan teknologi yang menuntut segala sesuatunya menjadi lebih cepat, praktis dan instan, para praktisi dibidang arsitektur lanskap-pun mulai memikirkan metode atau teknologi transplantasi tanaman dalam spesifikasi besar, sehingga view terhadap tanaman atau lanskap yang dikehendaki sesuai dengan konsep yang telah dibuat dapat dengan segera dinikmati keberadaanya.
Transplantasi atau pemindahan atau penamanam tanaman umumnya dilakukan apabila volume perakaran suatu tanaman sudah melebihi kapasitas dari media tempat tanaman tersebut tumbuh. Manfaat lain dari proses transplantasi tanaman adalah untuk memindahkan tanaman dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan berbagai pertimbangan kepentingannya.
Transplantasi tanaman lanskap juga dilakukan untuk pekerjaan atau proyek lanskap. Pada umumnya transplantasi pada pekerjaan ini dilakukan terhadap tanaman yang sudah besar (instant plant) sehingga ketika tanaman sudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru, sudah dapat dinikmati keindahannya.
Penanaman (Transplantasi) Tanaman Lanskap

II.          Alat dan Bahan
Beberapa peralatan yang digunakan dalam pekerjaan transplantasi tanaman lanskap dengan dimensi besar diantaranya adalah:
1.      Cangkul
2.      Jackstand (tiang penumpu)
3.      Derek/ katrol
4.      tali tambang
5.      steiger (tiang penyangga)
6.      Selang penyiram
7.      sak karung

Sedangkan bahan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan adalah:
1.      Material tanaman berupa tanaman kesambi (Schleichera oleosa) dengan ukuran tinggi batang 10 m dan diameter batang 25 cm
2.      Pasir taman/ pasir Malang
3.      kompos
4.      ZPT
5.      Air

III.       Metode
Metode transplantasi dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama adalah pencangkokan akar (grafting) dan yang kedua adalah pemindahan serta penanaman.
IV.       Hasil dan Pembahasan
Jenis pohon yang ditransplantasi adalah tanaman kesambi atau schleisera oleosa dengan klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Sub kingdom   : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Sapindales
Famili              : Sapindaceae
Genus              : Schleichera
Spesies            : Schleichera oleosa (Lour.) Oken

a)   Proses Pencangkokan (Grafting)
Proses transplantasi dimulai dengan pencangkokan (grafting) dengan cara membuat bulatan bola (root ball) pada bagian akar dan menyisakan satu atau dua akar utama agar tanaman tetap berdiri pada posisinya dan masih dapat menyerap unsur hara dari akar utama yang di sisakan. Fungsi dari proses grafting ini adalah untuk menginduksi tumbuhnya perakaran baru pada bagian root ball. Untuk menjaga kepadatan tanah pada root ball perlu dibungkus dengan plastik terpal atau sak pada seluruh bagian permukaan root ball. Untuk mempercepat pertumbuhan akar, bisa ditambahkan perangsang akar.  Setelah proses grafting selesai, pada umumnya tanaman dibiarkan kurang lebih 2-3 minggu agar akar yang baru tumbuh dan tanaman lebih adaptif.
Setelah masa induksi perakaran dirasa cukup, akar utama yang disisakan bisa dipotong dengan terlebih dahulu diikat dengan katrol pada 2/3 batang bagian atas, agar tanaman dapat direbahkan secara perlahan. Setelah tanaman dapat direbahkan ikatan katrol dapat dipindah pada titik setimbang batang tanaman. Beban tanaman pada bagian perakaran jauh lebih besar dari pada bagian atas. Untuk itu perlu diperkirakan titik setimbangnya agar tanaman dapat diangkat pada posisi horizontal.
Setelah tanaman terangkat truk pengangkut dapat dimasukkan mengikuti bentangan batang, dan root ball diposisikan pada bagian depan, dan tanaman siap diangkut menuju lokasi.

b)       Proses Penanaman

Hal pertama yang harus dipersiapkan pada saat penanaman adalah menyiapkan lubang tanam yang sesuai dengan spesifikasi root ball dan kedalaman disesuaikan dengan ketinggian tanaman. Secara umum biasanya lubang tanam yang diperlukan adalah sebesar 1 x1 x 1,5 m dengan spesifikasi tinggi tanaman 10 m.
Setelah lubang tanam dipersiapkan, perlu ditambahkan pasir malang (pasir lesti) pada lapisan pertama lubang tanam, kegunaan pasir ini selain untuk mempermudah proses invasi perakaran juga untuk menahan dari serangan rayap pada perakaran.
Penurunan tanaman dari kendaraan perlu mempertimbangkan keleluasaan area sekitarnya agar proses penegakan tanaman tidak terkendala. Setelah itu tanaman diturunkan dengan metode yang sama pada saat proses menaikkan kedalam kendaraan, dan posisi root ball diletakkan di depan lubang tanam. Setelah itu perlahan root ball dimasukkan kedalam lubang tanam, pada proses ini butuh kehati-hatian dan perhitungan yang tepat untuk mencari kesetimbangan batang tanaman agar perakaran tidak patah karena beban root ball yang terlalu berat.
Setelah root ball sepenuhnya masuk kedalam lubang tanam, maka tanaman dapat ditegakkan dengan mengatrol pada 2/3 bagian atas batang utama sampai tanaman tegak lurus dengan permukaan tanah. Setelah tanaman tegak lurus perlu diberikan steiger untuk menyangga tegakan tanaman, dan sisa pasir malang dapat di urug-kan pada tepi root ball agar posisi perakaran menjadi stabil. Top soil dapat dikembalikan pada lapisan paling atas lubang tanam.
Setelah proses penanaman selesai, yang harus diperhatikan secara intensif adalah penyiraman, karena pada proses adaptasi ini tanaman membutuhkan supai air yang cukup untuk proses pertumbuhan akar dan tunas baru. Untuk meningkatkan proses tersebut dapat ditambahkan ZPT.

Posisi Tanaman di Dalam Kendaraan
Proses Penurunan Tanaman 1

Labels: